Type Here to Get Search Results !

Radio Komunitas program KKB jabar

Sebanyak 65 radio komunitas (Rakom) dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat mengikuti pertemuan konsolidasi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, 6-7 Mei 2014 kemarin. Ke-65 perwakilan rakom juga berkesempatan mengunjungi dua rakom di bilangan Linggarjati. Turut serta dalam kunjungan tersebut pengelola kegiatan advokasi dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) di masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) KKBPK kabupaten dan kota se-Jawa Barat.

Ketua Jaringan Radio Komunitas (JRK) Jawa Barat Adi Rumansyah menjelaskan, selama ini rakom di Jawa Barat aktif membantu pemerintah dalam mempromosikan program KKBPK. Langkah ini ditempuh dengan cara pemutaran iklan layanan masyarakat (ILM), talkshow interaktif, maupun pertemuan-pertemuan off-air yang di dalamnya mempertemukan masyarakat dengan pengelola program KKBPK di masing-masing daerah.

“Selama ini masyarakat sudah mengetahui program KB. Sayangnya pengetahuan tersebut kurang diiringi dengan keinginan untuk menjadi peserta KB. Nah, kami di JRK siap membantu memfasilitasi pemerintah membantu menyampaikan informasi sekaligus mengedukasi masyarakat agar terlibat secara aktif dalam program KB. Mudah-mudahan kerjasama rakom dengan BKKBN Jabar bisa berjalan lebih mengoptimalkan,” kata Adi saat diskusi panel sesaat setelah pembukaan acara konsolidasi.

Adi mengaku siap proaktif membantu kegiatan advokasi dan KIE program KKBPK di Jawa Barat. Alasannya, saat ini Jabar memiliki jumlah rakom terbanyak di Indonesia. Dengan begitu, tersedia sumber daya melimpah untuk terjun langsung ke tengah masyarakat dalam menyosialisasikan program KKBPK.
Senada dengan Adi, Kepala Sub Direktorat Advokasi dan Pencitraan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiyono menilai rakom merupakan sebuah potensi besar untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan advokasi dan KIE program KKBPK. Rakom, sambung Sugiyono, merupakan mitra strategis untuk menggerakkan masyarakat karena tumbuh bersama-sama dengan masyarakat di mana rakom tersebut hadir.

“Jumlah rakom terbesar ada di Jawa Barat. Mari bersama-sama turun ke lapangan untuk menambah kekuatan below the line pengelola program KKBPK. Kalau soal kreativitas, tak perlu diragukan lagi. Selama ini Jabar dikenal sebagai gudang inovasi program, termasuk dalam pengelolaan rakom. Jujur saja, pertemuan-pertemuan seperti Jambore Rakom, roadshow Mupen, dan lain-lain merupakan kegiatan nasional yang diadopsi dari Jawa Barat,” ungkap Sugiyono.

Berbicara saat menyampaikan laporan ketua panitia, Kepala Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jawa Barat Rudy Budiman menjelaskan, saat ini pendekatan kepada masyarakat mengalami perubahan. Berkurangnya petugas lini lapangan baik yang formal maupun informal serta pencapaian program yang belum sesuai harapan maka semakin disadari bahwa dalam pelaksanaan program KB, BKKBN tidak dapat bekerja sendiri. Dengan demikian, pola penggarapan advokasi dan KIE di lapangan lebih banyak melibatkan berbagai sektor dan program lain, salah satunya adalah rakom.
“Radio Komunitas memiliki peran dan fungsi yang dinilai cukup strategis dalam melaksanakan KIE, khususnya melakukan edukasi program KKBPK secara langsung kepada sasaran. Dalam hal ini komunitasnya sendiri. Pemanfaatan rakom dalam mengedukasi program KKBPK telah dirintis sejak tahun 2013, dan terus akan dikembangkan,” papar Rudy.
Menanggapi minimnya sumber informasi dan narasumber yang bisa diakses rakom, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Siti Fathonah berjanji bakal menyiapkan sebuah perangkat informasi yang simpel bagi pengelola rakom. Bahan informasi tersebut, imbuh Fathonah, sedapat mungkin terbuat dari material awet sehingga bisa digunakan jangka panjang.
“Sebenarnya kami menyediakan materi program KKBPK secara lengkap melalui website BKKBN maupun website DUAANAK.COM. Cuma saja kami mafhum kalau tidak semua rakom memiliki akses memadai terhadap internet. Lokasi rakom yang sebagian di antaranya berada di pelosok tentu memiliki kesulitan terhadap internet. Karena itu, saya berjanji untuk menyiapkan materi KKBPK yang disebarkan kepada pengelola rakom,” Fathonah berjanji.
Ditemui di sela kunjungan ke salah satu rakom di Linggarjati, Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti mengungkapkan, keberadaan rakom sangat strategis untuk menjembatani kesenjangan informasi KKBPK di masyarakat. Selama ini banyak masyarakat yang mengenal program KKBPK apa adanya. Bahkan, tidak jarang informasi yang sampai kepada masyarakat lebih banyak “kerugian” atau efek samping dari kekurangtepatan dalam memilih alat dan obat kontrasepsi ketimbang manfaat besar program KKBPK itu sendiri.

Idealnya, sambung Elma, kegiatan-kegiatan off-air yang selama ini dilaksanakan rakom dirangkaikan dengan pelayanan program KB. Dengan begitu, fungsi rakom sebagai media penggerakkan dapat direalisasikan secara efektif dan terukur. Selain itu, rakom juga bisa didorong menjadi simpul informasi program KKBPK yang siap melayani konsultasi warga.

“Dalam pelaksanaannya, besarnya peran rakom bagi program KKBPK ini terkendala adanya turn-offer pengelola maupun kondisi fisik dan kualitas radio. Beberapa di antaranya adalah kendala antena yang terbatas maupun tumpang tindih frekuensi antarradio. Karena itu, perlu dukungan aparat pemerintah setempat untuk membantu keberlangsungan rakom di masing-masing lokasi,” jelas Elma.(NJP)
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

hut