Type Here to Get Search Results !

Pernikahan dini di bandung masih tinggi

Angka pernikahan dini di Kabupaten Bandung saat ini masih tinggi. Dari sekitar 600.000 pasangan usia subur, sekitar 10 persen atau 60.000 pasangan menikah pada usia di bawah 18 tahun. 

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Bandung, Yanti Marlina mengungkapkan, tingginya angka pernikahan dini tersebut sebagian besar terjadi karena faktor budaya. “Warga masih beranggapan, perempuan harus segera menikah,” katanya, di Soreang, Kamis (3/4/2014).
Sementara anak laki-laki, menurut Yanti, biasanya segera mencari pasangan untuk menikah ketika sudah berpenghasilan meski masih berusia di bawah 18 tahun. Hal itu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di luar nikah.
Selain faktor budaya, tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Bandung disebabkan tuntutan ekonomi. Anak perempuan yang sudah berusia 16 tahun, biasanya didesak orang tuanya untuk segera menikah sehingga menjadi tanggungan suaminya. “Padahal, banyak resiko yang bisa ditimbulkan akibat menikah pada usia dini,” katanya.

Pernikahan usia dini, menurut Yanti, berpotensi menyebabkan berbagai masalah rumah tangga. Sebab, pasangan yang menikah pada usia tersebut kebanyakan belum memiliki kematangan baik secara ekonomi maupun psikologi. Idealnya, masyarakat menikah pada usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.

Tak hanya itu, lanjut Yanti, tingginya pasangan menikah usia dini menjadi salah satu penyebab tingginya lonjakan jumlah penduduk. Padahal, salah satu program pemerintah Indonesia yaitu menekan laju pertumbuhan penduduk.

“Para orang tua dan remaja harus memahami resiko ini. Kami juga terus menyosialisasikan hal ini kepada masyarakat,” kata Yanti.

Selain menekan angka pernikahan usia dini, lanjut Yanti, pihaknya juga terus menggencarkan program Keluarga Berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Tahun ini, program KB ditargetkan untuk diikuti 64.000 keluarga di Kabupaten Bandung.

Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung, Juhana mengungkapkan, pernikahan dini merupakan salah satu penyebab melonjaknya pertumbuhan penduduk. Jika tidak diantisipasi, pertumbuhan penduduk tersebut akan semakin sulit dikendalikan.

Untuk melakukannya, menurut dia, Pemkab Bandung saat ini terus menggencarkan program KB. Selain untuk mencapai angka pertumbuhan penduduk yang ideal, program itu juga untuk menekan angka kematian ibu dan anak, sesuai dengan salah satu Tujuan Pembangunan Milenium pada 2015.
“Ini memang tantangan berat, apalagi di Kabupaten Bandung saat ini jumlah penduduk mencapai lebih dari 3 juta jiwa. Namun, kami terus berupaya mengendalikan lonjakan pertumbuhan penduduk ini,” katanya.
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

hut