Jumlah anak yang terinfeksi HIV/AIDS terus meningkat karena belum
adanya penanganan terfokus untuk anak dari penasun yang berisiko
menularkan kepada pasangan & anaknya menurut Evi Sukmaningrum
peneliti dari Unika Atma jaya, Jakarta pada konferensi AIDS se Asia
Pasific di Bali beberapa waktu yang lalu. Hal
tersebut bertambah komplek karena menyusul adanya masalah pendidikan ,
kesejahteraan, kondisi psikologis, masalah keluarga dan lainnya.
Unika Atma Jaya, Jakarta telah melakukan assessment
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi awal anak, orang tua,
pasangan, dan masyarakat terkait aspek psikososial, kesehatan dan gizi.
Selain itu juga untuk membangun sebuah model intervensi dalam mitigasi
dampak HIV dan AIDS terhadap anak dan keluarganya, termasuk didalamnya
pelibatan peran aktif dari anak, keluarga, dan komunitas; peningkatan
kerja sama dengan lembaga lain yang relevan
Responden dari assessment adalah
keluarga Odha Penasun yang memiliki anak berusia 0-12 tahun, salah satu
orangtua terinfeksi HIV dan berdomisili di Jakarta
Dari hasil assessment didapat daftar masalah pada anak dari Penasun yaitu:
-
Masalah makan harus lebih bergizi
-
Masalah tingkah laku (agresif, hiperaktif)
-
Masalah emosi (temper tantrum, cari perhatian, mudah marah)
-
Masalah sosial (kurang mandiri, tidak PD, agresif thd teman)
-
Masalah keluarga (anak tinggal dengan caregiver, kurang waktu
dengan orangtua, cemburu dengan kakak/ adik, merasa tidak
diperhatikan)
-
Masalah sekolah (diskriminasi dan stigmatisasi)
Juga didapat daftar masalah dari orang tua, yaitu:
-
Masalah ekonomi dan keuangan (pengangguran, gaji rendah, single parent)
-
Masalah komunikasi
-
Masalah perkawinan
-
Masalah kesehatan
-
Masalah adiksi
-
Masalah dengan LSM yang mendampingi
-
Diskriminasi dari keluarga besar
-
Diskriminasi di rumah sakit
-
Masalah pengasuhan
Dapat disimpulkan bayak responden masih tinggal menumpang pada
kerabat/nenek/ kakek dengan sanitasi dan kebersihan tempat tinggal yang
tidak memadai mempengaruhi status kesehatan anak karena seluruh
responden berada dalam golongan social ekonomi bawah (variasi pekerjaan
ayah: satpam, wirausaha, petugas kebersihan, parkir, ojek, tukang las,
pedagang, teknisi AC, buruh, membantu di LSM, PNS)
Masih banyak anak yang status HIVnya belum diketahui karena masalah biaya (screening
yang mahal) dan kurangnya pengetahuan orangtua tentang HIV/AIDS,
Anak-anak yang terdampak HIV masih banyak belum mendapatkan pengobatan
TBC yang optimal juga infeksi oportunistik lainnya