Peningkatan
angka kematian ibu dipicu oleh maraknya nikah muda dan kehamilan di
usia remaja. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) punya
Generasi Berencana, sayang masih kalah dengan sinetron dan gaya hidup
selebritas.
Wiko
Prasetyo, peneliti kebijakan ekonomi dan publik Perkumpulan Prakarsa
mengapresiasi program Generasi Berencana (GenRe) yang digagas BKKBN
untuk mempromosikan penundaan usia menikah. Diharapkan, program ini bisa
membantu menekan angka kematian ibu di masa mendatang.
Meski
demikian, Wiko mempertanyakan efektivitas program ini di tengah
gempuran tayangan sinetron yang kerap mengangkat cerita tentang
pernikahan di usia muda. Menurut Wiko, program GenRe perlu didukung
dengan regulasi yang mengatur tayangan sinetron.
"Seharusnya
ada semacam aturan yang jelas di perfilman, agar program yang berkaitan
dengan kawin di usia muda, yang negatif terhadap program KB, itu
disensor," kata Wiko dalam temu media di Cheese Cake Factory Cikini, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Senin (28/10/2013).
Kondisi
ini, menurut Wiko, diperparah lagi dengan gaya hidup beberapa
selebritas remaja yang juga menikah di usia terlalu muda. Celakanya,
pernikahan para selebritas muda itu kemudian diekspose terus menerus di
tayangan gosip sehingga masyarakat menganggapnya sebagai hal yang wajar.
Perkawinan
di usia muda disebut-sebut turut memicu peningkatan fertilitas remaja
atau angka kelahiran di usia 15-19 tahun. Hamil dan melahirkan pada usia
tersebut rentan terhadap berbagai komplikasi yang juga banyak
berkontribusi terhadap Angka Kematian Ibu (AKI).
Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia
(SDKI) 2012 menunjukkan fertilitas remaja masih tinggi, yakni 48
kelahiran per 1.000 remaja. Peningkatan tertinggi terjadi justru di
perkotaan, yakni sebesar 23 persen dibandingkan pada tahun 2007.
Angka
kematian ibu sendiri, menurut SDKI 2012 mengalami peningkatan cukup
besar menjadi 359/1.000 kelahiran, dari 228/1.000 kelahiran pada 2007.
Kondisi ini membawa kesehatan ibu di Indonesia kembali ke era 1997,
ketika kematian ibu masih sebesar 334/1.000 kelahiran.